TM Ke 7 KBMN 28


TM KE 7 KBMN 28
WB dan AKU
Senin,23 Januari 2023
by. Musiroh Muki
 

Tiba-tiba om Jay hadir ditengah-tengah kami, dengan kalimat - kalimat penyemangat yang luar biasa.

  • Tak terasa kita sudah memasuki hari ketujuh. Siapa yang fokus pasti akan lulus. 
  • Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Namun sebaliknya di dalam kemudahan itu justru ada kesulitan.
  • Kita sendiri yang menciptakan kesulitan demi kesulitan sehingga hidup menjadi terasa sulit.
  • Tak ada penulis yang malas membaca. Ingatlah selalu mantra ajaib Omjay. Membaca lah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
Empat kata kunci om Jay, sangat menohok. Bagaimana tidak, ke empat kata kunci itu, seperti martir yang sengaja dilemparkan ke setiap sudut ruangan hati dan pemikiran. Menjadi bom waktu yang mau tidak mau harus bangkit lebih gigih dan penuh keyakinan. 
Ada banyak hal yang memang perlu dijadikan perhatian dan prioritas program kehidupan. Bagiku, point ke 3, menjadi bom utama untuk bangkit dari keterpurukan diri yang telah membuat virus WB menyatu dalam tubuhku.
Jujur, selama ini aku tidak tahu apakah yang dimaksud dengan virus WB ? . Mendengar pun, baru tadi malam. Karenanya, aku terpaksa mantengin laptop selama 2,5 jam dalam kondisi yang amat sangat kecapean.

Berikut hasil dari belajar ku tadi malam.
Pengertian & penemu WB ;
  • WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis,Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya.

  • Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:


Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab:

Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB. Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB.

Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan.

Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata.

Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal?

Jika saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri. Bagaimana tidak?, Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi saya tetap PD menulis 😄 tak hanya satu, ada dua atau tiga diary. Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB.

Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masih banyak kekhawatiran lainnya.

 Yuk, dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya

 Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?

Pada motto terakhir ini, aku sangat sependapat, meski harus ku lihat sebab musabab kenapa terjadi hal demikian. Bagiku, menulis yang tidak selesai, mungkin ada banyak faktor yang mengharuskan seseorang tidak mampu melanjutkan tulisannya. Misal ;

- karena kehabisan ide 

- karena gangguan external 

- karena kondisi fisik 

- dll.

Maka, aku sangat setuju dengan pemikiran dan paparan bunda cantik ini.

Ayoo...kita perangi virus WB. Kita jangan kalah...

Sayangnya, materi tentang WB ini, harus berakhir sampai disini. 

Terimakasih bunda cantik, telah memberi ilmu untuk kami. Semoga bermanfaat


Sambi Bulu, 24 Januari 2023

Musiroh Muki







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume ke 1